Jumat, 05 September 2014

Kasih Ibu Tak Terbatas Waktu (Sebuah Kisah)

Semoga kisah ini bermanfaat untuk kita dan menyadarkan kita semua tentang kasih sayang ibu. Setelah baca kisah ini jangan lupa renungkan apa yang telah kita lakukan untuk ibu dan ayah kita. Sudah kah kita membahagiakan mereka? Sudahkah kita menghormati mereka?


Kasih Ibu Tak Terbatas Waktu (Sebuah Kisah)

" Kasih Ibu Tak Terbatas Waktu "


Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan kemugian pergi meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.

Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya ”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”

“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,” jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,” jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.”Ada apa Nak?” Tanya si pemilik kedai.” 

Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.

Pemilik kedai itu berkata ”Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.

Anak itu kaget mendengar hal tersebut ”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”

Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
Kadang kala kita berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering melupakannya begitu saja...

“Selagi kita masih memiliki orang tua jangan sampai kita menyakiti haitnya, kelak jika mereka sudah tiada kau akan mengerti bahwa orang tua sangatlah penting untuk kita”


Mari kita sama-sama merenungi apa saja yang sudah kita perbuat kepada kedua orang tua kita, lebih banyak mana antara membahagiakan mereka dengan membuat mereka menangis...

Semoga bermanfa'at
Jazakallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar